Formulir Kontak

 

10 hal unik Budaya di Jepang

10 hal unik Budaya di Jepang

1. Di Indonesia, bila kita menawarkan barang bekas ke toko maka jika laku kita akan dibayar. Berbeda dengan di Jepang dimana kita justru harus membayar jika menitipkan barang bekas kita di toko. Inilah yang membuat orang-orang Jepang membuang barang-barang bekasnya di tong sampah daripada harus membayar.

2. Acara televisi di Jepang didominasi oleh acara masak-masak dan makan-makan. Di musim panas, stasiun-stasiun televisi di Jepang banyak memutar film horror. Belum diketahui apa sebabnya. Mungkin hantu-hantu Jepang kurang tahan cuaca musim dingin?

3. Di Jepang, untuk jasa foto copy anda harus melakukan sendiri prosesnya. kamu dikenakan biaya penggunaan saja.

4. Bila kamu naik taxi di Jepang, kamu akan mendapati fakta bahwa para supir taxi akan membukakan anda pintu ketika masuk dan membukakan pintu saat akan keluar. Penumpang tidak diperkenankan untuk membuka dan menutup pintu sendiri.
taxi di jepang

5. Naik sepeda di Jepang juga ada aturan ketatnya. Dilarang membonceng orang lain Coba bandingkan di Indonesia yang naik sepeda bisa semau gue.

6. Bila kamu naik tangga jalan (eskalator) di Jepang, berdirilah di sebelah kiri karena jalur kanan diperuntukkan bagi orang yang sedang terburu-buru. Istilahnya kalau di sini jalur cepat.

7. Kalau kamu ingin pacaran dengan cewek asli Jepang di Jepang, anda harus siap mental dengan perbedaan budaya yang ekstrim. Misalnya soal traktiran. Di Jepang, kalau belum resmi menjadi suami istri maka setiap kali makan bersama harus bayar sendiri-sendiri. Ini surga buat cowok-cowok pelit. 

8. Kata “Aishiteru” yang kita kenal sebagai kalimat pengungkapan rasa cinta seperti “I love you” dalam bahasa Inggris, ternyata jarang digunakan dalam masa pacaran. Kata “Aishiteru” baru digunakan bila dua sejoli sudah sepakat untuk segera menikah. Untuk yang masih pacar-pacaran lebih sering menggunakan kata “Daisuki desu”.

9. Soal mengantar jemput pacar juga berbeda dengan Indonesia. Ketemuan dan berpisah di stasiun lebih lumrah dibanding menjemput dan mengantar pulang ke rumah.

10. Kalau mau berkunjung ke rumah orang di Jepang, jangan main datang saja. Anda harus meminta ijin terlebih dahulu. Datang ke rumah orang tanpa ijin atau konfirmasi sebelumnya termasuk tindakan kurang sopan di sana.


Semoga Bermanfaat ^^ ...

Total comment

Author

Unknown

Macam-macam Perayaan dan Festival di Jepang

Bulan Januari
Tanggal 1
Ganjitsu (Tahun Baru)

Waktunya untuk menyantap o-sechi ryoriO-sechi ryori adalah makanan khusus yang dipersiapkan untuk tiga hari pertama di Tahun Baru (hari-hari ini disebut san-ga-nichi). Makanan yang indah ini dipersiapkan sebelumnya. Setelah itu, hanya perlu sedikit memasak selama liburan, sehingga metode persiapan dan bahan-bahan dipilih untuk memastikan semuanya tetap segar selama tiga hari. Secara tradisional, setiap masakan melambangkan keinginan untuk kebahagiaan dan kesuksesan keluarga. Contohnya, kacang kedelai hitam rebus (mame) disajikan dengan harapan bahwa setiap orang akan menjalani kehidupan yang sehat (mame), dan telur ikan herring (kazu no ko, yang dapat diterjemahkan sebagai “banyak anak”) disantap dengan harapan agar keturunannya makmur. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)

Tanggal 1 sampai 3
Hatsu-mode (kunjungan pertama dalam tahun tersebut ke tempat suci atau kuil)
Hatsu-modeadalah kunjungan ke sebuah tempat suci atau kuil yang dilakukan di awal tahun baru untuk mengungkapkan permintaan tentang kesehatan anggota keluarga, kenaikan pangkat, kedamaian dunia, dll. Bertahun-tahun yang lalu, orang-orang biasanya pergi berkunjung pada malam Tahun Baru, ketika gong sedang berbunyi. Kini, pada umumnya kunjungan dilakukan pada salah satu hari di tiga hari pertama dalam tahun tersebut. Berjuta-juta orang mengunjungi kuil dan tempat suci yang terkenal, seperti Kuil Meiji (Tokyo), Kuil Naritasan Shinsho-ji (Propinsi Chiba), Kuil Kawasaki Daishi (Propinsi Kanagawa), Kuil Yasaka (Kyoto), dan Kuil Sumiyoshi (Osaka).(Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)

Tanggal 2
Shin-nen Ippan Sanga (ucapan selamat Tahun Baru dari masyarakat kepada Keluarga Kaisar)
Lingkungan Istana Kekaisaran di Tokyo biasanya tertutup untuk masyarakat umum, tetapi pada tanggal 2 Januari setiap orang dapat masuk untuk memberikan ucapan selamat Tahun Baru kepada anggota Keluarga Kaisar, yang melambaikan tangan kepada masyarakat dari balkon istana yang menghadap Taman Timur. Baru setelah Perang Dunia II semua penduduk diberikan hak untuk mengunjungi lingkungan istana untuk tujuan ini. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)

Tanggal 11 (tanggal 4 atau 20 di beberapa daerah)
Kagami-biraki (Memotong kue beras Tahun Baru)
Kue beras kagami-mochi bulat yang besar secara tradisional dipersembahkan kepada para dewa selama perayaan Tahun Baru, kemudian pada hari ini kue mochi tersebut dipotong menjadi potongan kecil dan dimaka dengan o-zoni (sup sayur) atau o-shiruko (sup kacang azuki). Pada waktu kue ini dipotong, Tahun Baru dianggap telah selesai. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)

Tanggal 15 (kira-kira)
Dondo-yaki
Hiasan Tahun Baru, seperti Kado-matsu (hiasan rangkaian tanaman) danShime-kazari (ornamen tali jerami), dibawa ke kuil setempat atau tempat lainnya dan dibakar. Menghangatkan diri di dekat apinya dikatakan dapat memberikan kesehatan yang baik dan kebahagiaan selama setahun. Upacara ini dilakukan di seluruh negeri. Acara pada Kuil Torigoe di Tokyo sangat terkenal. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)

Hari Senin Kedua bulan Januari
Seijin no Hi (Hari Usia Dewasa)
Di Jepang, orang-orang yang memperoleh hak untuk mengambil suara, minum alkohol dan merokok pada usia 20 tahun, ketika mereka secara resmi dinyatakan sebagai orang dewasa. Hari Usia Dewasa merayakan dimulainya masa dewasa untuk orang-orang yang akan berulang tahun ke-20 pada tahun tersebut. Pada upacara di kota-kota di seluruh negeri, para pemuda berpakaian jas kerja dan para wanita berpakaian kimono berwarna cerah berkumpul untuk mendengarkan pidato dan acara yang bertujuan untuk menanamkan kesadaran terhadap status mereka sebagai orang dewasa. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)


Bulan Februari
Tanggal 3
Setsubun (upacara tradisional mengusir iblis)
Pada tanggal 3 Februari, hari sebelum musim dingin berubah menjadi musim semi, upacara Setsubun dilakukan untuk mengusir pengaruh yang merusak dan membawa keuntungan serta kebahagiaan. Di rumah-rumah, kebiasaannya adalah dengan menyebar kacang panggang sambil berteriak, “Oni wa soto, fuku wa uchi!” (“Iblis keluar, keuntungan masuk!”). Kebiasaan ini disebut mame-maki. Bintang-bintang media ternama dan para atlit diundang ke beberapa tempat suci dan kuil terkenal untuk melakukan mame-maki, membawa kegembiraan tambahan untuk masyarakat. Foto ini memperlihatkan kegiatan tersebutdi Kuil Kushida di Fukuoka. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)
Contoh dari topeng iblis yang dilempari kacang selama Setsubun. (Foto dari: JTB Photo)

Tanggal 6 sampai 13 (kira-kira)
Sapporo Yuki Matsuri (Festival Salju Sapporo)
Sapporo, kota terbesar di Hokkaido, merayakan musim dingin dan salju di awal bulan Februari setiap tahun. Di Taman Odori, Anda dapat melihat lebih dari 150 patung besar yang terbuat dari salju dan es, menggambarkan berbagai bentuk mulai dari karakter televisi terkenal sampai karya arsitektur dunia. Ketika malam tiba, lampu-lampu sorot berwarna-warni membuat patung-patung tersebut berkilauan, menciptakan dunia impian di musim dingin. Anda juga dapat menonton konser dan acara lainnya selama kunjungan anda kesana. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)

Tanggal 10 dan 11
Festival Inukko, di Yuzawa, Propinsi Akita
Lilin-lilin dibakar di kuil dan terdapat patung-patung anjing terbuat dari salju, mengundang pengunjung, khususnya anak-anak untuk masuk ke dalam dunia dongeng.
(Foto dari: yokoso!japan weeks JAN.20 - FEB.29,2008)

Tanggal 14
Hari Kasih Sayang

Menurut legenda, seorang pendeta Kristen, Santo Valentine, mati secara martir di Roma pada tanggal 14 Februari, pada sekitar abad ke-3. Hari ini menjadi hari kasih sayang di jaman pertengahan Eropa. Di Jepang sejak tahun 1970-an, menjadi umum bagi para wanita muda untuk menandai hari ini dengan memberikan coklat kepada pemuda yang mereka sayangi atau kagumi. Mulai dari awal bulan sampai tiba pada harinya, Anda dapat melihat para wanita berkerumun di sekitar pajangan coklat di toko-toko. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)

Tanggal 15 dan 16
Acara Yokote Kamakura, di Yokote, Propinsi Akita
Sebuah kamakura dibuat dengan memadatkan salju menjadi gundukan yang besar, dan kemudian dilubangi bagian dalamnya menjadi ruang yang nyaman. Duduk di dalam kamakura adalah salah satu kesenangan musim dingin untuk anak-anak setempat dan makanan kecil termasuk kue beras mochi panjang dan ama-zake (minuman manis terbuat dari fermentasi beras). (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)

Tanggal 16 sampai 18
Tokamachi Yuki Matsuri (Festival Salju Tokamachi), di Tokamachi, Propinsi Niigata
Tokamachi adalah kota yg lebih kecil dan lebih tua dibanding Nagaoka. Cuaca disana sangat dingin sekali. Di pinggir-pingir jalan, tumpukan salju yg sudah hampir 4 meter itu dipahat dan dihias jadi doraemon, kitty, bebek, anpanman, dll. Acaranya dimulai pukul kira-kira pukul 06.00 sore dan selesai pada pukul 07.30 malam. (Sumber:http://bibipbondry.blogspot.com/)



Bulan Maret
Tanggal 3
Hina Matsuri (Festival Boneka)
Anak-anak perempuan menempatkan boneka yang mengenakan rok tradisional resmi, untuk menghiasi bagian rumah dan mengungkapkan permintaan untuk kesehatan dan kebahagiaan. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)

Tanggal 12
Upacara O-mizu toridi Aula Nigatsu-do, Kuil Todai-ji, Nara
Peristiwa penting dalam kalender Budhis ini diadakan pada salah satu kuil paling terkenal dii Jepang selama dua minggu, dimulai pada tanggal 1 Maret. Klimaksnya adalah pada tanggal 12, jauh di malam hari. Obor Taimatsu yang sangan besar berkobar-kobar dibawa dengan cepat di sepanjang beranda panjang yang mengelilingi Aula Nigatsu-do. Bunga api bertebaran pada kerumunan orang di bawahnya. Upacara lainnya, yang jauh lebih serius, diadakan pada saat yang hampir bersamaan, para pendeta mengambil air dari sebuah sumur di lingkungan kuil, dan mempersembahkannya kepada patung Kannon. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)

Tanggal 27
Festival O-Kichi, di Shimoda, Propinsi Shizuoka
Sekita tahun 1860, Townsend Harris adalah diplomat pertama yang mewakili Amerika Serikat di Jepang. Di bawah perintah hakim di Shimoda, seorang anak perempuan berusia 17 tahun yang bernama O-Kichi menjadi pembantu Townsend. Festival ini diadakan pada peringatan hari kematiannya, dan mengungkapkan permintaan untuk kebahagiaannya di dunia berikutnya. Dalam festival ini ada tari-tarian yang ditampilkan oleh banyak geisha, dan pasar yang menjual tanaman pot dan pohon. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)



Bulan April
Awal April
Hanami (Menikmati mekarnya bunga sakura)
Ketika pohon sakura berbunga, banyak rombongan orang yang mengunjungi taman-taman yang terkenal dengan bunga sakura, seperti Taman Ueno di Tokyo. Mereka datang tidak hanya untuk mengagumi mekarnya bunga tetapi juga untuk berkumpul di bawah cabangnya untuk makan, minum dan untuk menikmati waktu yang menyenangkan (dan ribut), hiburan orang Jepang yang umum selama musim ini. Setiap tahun, Agen Meteorologi Jepang meramalkan kapan bunga akan mekar di setiap daerah lokal. Contoh lain yang memperlihatkan betapa senangnya orang Jepang pada bunga ini, yang menghiasi negeri dengan warna merah muda yang lembut setiap tahun. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)

Seluruh bulan April
Miyako Odori (tarian tradisional di Kyoto)
Tarian berwarna-warni ditampilkan oleh geigi(geisha) dan maiko (murid geisha) dari Gion-machi, Kyoto. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)

Tanggal 14 dan 15
Festival Musim Semi Takayama, di Kuil Hie, Takayama, Propinsi Gifu
Tempat suci yang dapat dibawa dan selusin atau lebih kereta hias diarak oleh peserta berkeliling kota. Kereta hias dihiasi kerajinan emas dan pahatan yang sangat indah, juga karya seni yang mengagumkan seperti bendera yang di bordir, semuanya menunjukkan keahlian para pekerja di daerah Hida. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)



Bulan Mei
Tanggal 3 dan 4
Festival Hataka dan Dontaku, di Fukuoka, Propinsi Fukuoka
Mungkin festival terbaik di Fukuoka, kota terbesar di Kyushu. Para peserta berdandan dengan berbagai jenis kostum yang menarik, dan berparade di sekeliling kota sambil membuat keributan dengan memukul Shamoji (sendok besar kayu yang digunakan untuk menyendok nasi). Ada tarian tradisional di daerah umum yang terbuka di kota. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)

Tanggal 5
Kodomo no Hi (Tango no Sekku, Hari Anak, hari libur Nasional)
Bendera berbentuk ikan koi “berenang” di udara, memperlihatkan birunya langit di awal bulan Mei. Keluarga menghias langit di atas rumah mereka dengan bendera-bendera seperti kaus kaki angin ini untuk merayakanTango no Sekku (Hari Anak-anak, 5 Mei), dan untuk mengharapkan kesuksesan dan kesehatan yang baik untuk anak laki-laki di rumah. Ikan koi besar berwarna hitam (ma-goi) melambangkan ayah, yang berukuran sedang berwarna merah (hi-goi) ibunya, dan yang kecil melambangkan anak laki-laki. Bendera lima warna melambangkan rumah, dan semuanya berarti keluarga bahagia. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)

Tanggal 14 dan 16
Festival Besar Kuil Izumo Taisha, di Kuil Izumo, Izumo, Propinsi Shimane
Sejak jaman dahulu dikatakan bahwa para dewa tinggal di Izumo, sebuah pemukiman tua dekat Laut Jepang di daerah yang sekarang dikenal sebagai Propinsi Shimane, di daerah Chugoku. Festival ini untuk menghormati Okuninushi no kami, dewa perkawinan. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)

Tanggal 15
Festival Aoi, berpusat di Kuil Kamigamo dan Shimogamo di Kyoto, Propinsi Kyoto.
Festival Aoi, yang berkisar di sekeliling dua kuil Shinto di Kyoto, telah dirayakan selama lebih dari seribu tahun. Pada tanggal 15 Mei setiap tahun, lebih dari 500 orang mengenakan kostum tradisional dari jaman Heian (794-1185) berangkat dari Istana Kaisar Kyoto dengan menaiki kuda, dengan kereta yang ditarik oleh lembu, dan memikul tempat suci yang dapat dibawa. Mereka berparade di sepanjang jalan-jalan dan mengunjungi dua tempat suci, Shimogamo dan Kamigamo. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)

Hari Jumat sampai Minggu pertama setelah tanggal 15
Festival Sanja, di Kuil Asakusa, Taitoku, Tokyo
Diselenggarakan di kota pada distrik Asakusa, yang dikenal sebagai bekas daerah kelas pekerja tradisional. Mungkin festival di Tokyo yang paling menyenangkan, sekumpulan orang berparade sambil memikul tempat suci yang dapat dibawa. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)



Bulan Juni
Hari Sabtu danMinggu pertama
Festival Weston di Kamikochi
Walter Weston adalah misionari dan pendaki gunung alpen dari Inggris. Festival ini untuk menghormati kesuksesannya dalam memperkenalkan Pegunungan Alpen Jepang kepada dunia melalui tulisannya. Festival ini juga merayakan dimulainya musim mendaki gunung di musim panas. Diselenggarakan di Kamikochi, di Propinsi Nagano. Jalan kecil di gunung yang dimulai dari sini menuju beberapa dari pendakian terbaik di Pegunungan Alpen Jepang.
(Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)

Tanggal 10
Festival Jam Air di Kuil Omi, Otsu, Propinsi Shiga
Di Jepang, jam air pertama dibuat sekitar 1.300 tahun yang lalu sesuai permintaan dari Kaisar Tenchi. Festival ini yang merayakan tanggal pertama kalinya jam tersebut digunakan, dan diadakan pada hari ini, disebut Toki no Kinen bi (Hari untuk memperingati waktu). Festival kuil ini mengingat Kaisar Tenchi, yang mendirikan ibukotanya di daerah ini. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)

Akhir Mei sampai akhir Juni
Festival Iris Suigo Itako, di Itako, Propinsi Ibaraki
Kota Itako terletak di daerah yang lebih rendah dari Sungai Tone. Daerah ini mempunyai jaringan anak sungai yang sempit, dan daerah pinggir sungainya dihiasi dengan bunga iris yang mulai mekar pada akhir bulan Mei. Bunga iris berwarna ungu, kuning dan putih. Sekitar 1 juta tanaman dalam 500 jenis, tahan terhadap cuaca yang panas dan lembab di musim hujan dan menciptakan pemandangan seperti di kartu pos dengan kelopak bunga yang seringkali dipenuhi dengan titik-titik air hujan. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)



Bulan Juli
Tanggal 1 sampai 15
Festival Hakata Gion Yamagasa, di Fukuoka, Propinsi Fukuoka
Festival diadakan di sekitar Kuil Kushida di distrik Hakata dekat Fukuoka tengah. Di hari terakhir festival ini, para pria yang bersemangat mengenakan jaket happi berdesakan di jalan sambil mengusung kereta hias yang besar, memberikan banyak kesenangan pada masyarakat. Para penonton di sepanjang jalan memberikan dukungan dan semangat mereka dengan menyiramkan air pada para peserta. Di bagian lain kota, anda dapat melihat kereta hias dengan patung besar (tingginya 12 sampai 13 meter!) yang menggambarkan karakter mulai dari cerita anak-anak dan pengetahuan militer. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)

Tanggal 7
Festival Tanabata
Dua kekasih di langit malam hari, sebenarnya, dua bintang yang dinamakan Hiko boshi (Altair) danPrincess Ori hime (Vega), dapat menyeberangi Bimasakti hanya sekali dalam setahun untuk menghabiskan malam bersama, pada hari ke-7 di bulan ke-7. Atau begitulah, setidaknya, menurut legenda Cina kuno yang masuk ke Jepang pada jaman dahulu dan menjadi tercampur dengan cerita rakyat Jepang. Pertemuan di waktu malam sepasang kekasih ini adalah sebuah kesempatan untuk membuat beberapa permintaan ke surga. Permintaan di tulis pada bendera kertas warna warni dan diikat pada cabang bambu, yang kemudian dipasang vertikal untuk hiasan.(Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)

Tanggal 14
Festival Api Nachi no Hi, di Nachi Katsuuracho, Propinsi Wakayama
Festival api yang spektakuler ini diadakan di Kuil Kumano Nachi, yang terdaftar sebagai Situs Warisan Dunia pada tahun 2004. Obor kayu pinus yang besar, masing-masing mempunyai berat sekitar 50 kg, menerangi jalan kecil menuju kuil. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)

Tanggal 19 (kira-kira)
Doyo no Ushi no Hi, sekitar hari terpanas dalam setahun
Pada kalender tradisional,Doyo no Ushi no Hi terjadi di sekitar periode terpanas dalam setahun. Kelembaban juga tinggi di pertengahan bulan Juli ini. Ini adalah saat untuk memelihara kesehatan secara khusus dengan makan makanan bergizi, dan menurut cerita rakyat ikan lele bakar yang dibumbui saus teriyaki yang manis asin adalah makanan yang cocok. Ketika aroma dari makanan ini berhembus dari warung kaba-yaki yang kecil, Anda bisa melihat orang-orang mengantri untuk membelinya. Kebiasaan menyantap ikan lele pada pertengahan musim panas dimulai pada abad ke-18, yang dipromosikan oleh para pedagang yang ingin menjual hasil tangkapan hari itu. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)

Hari Sabtu terakhir bulan Juli
Festival Kembang Api Sungai Sumida, di Sumida-ku, Tokyo
Malam musim panas di Jepang adalah saat untuk kembang api. Festival Kembang Api Sungai Sumida, yang diselenggarakan pada hari Sabtu terakhir bulan Juli di sebuah distrik pemukiman tua dekat pusat Tokyo, telah menambah kesenangan musim panas sejak abad ke-18. Festival ini dilarang pada tahun 1960-an dan 70-an karena masalah keselamatan. Sungainya terpolusi dan rumah-rumah kayunya dianggap terlalu dekat satu sama lainnya. Tetapi pertunjukan ini diadakan kembali pada tahun 1978 dan sejak itu, ratusan dari ribuan orang datang untuk menikmatinya setiap tahun. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)



Bulan Agustus
Tanggal 2 sampai 7
Festival Nebuta Aomori, di Aomori, Propinsi Aomori dan lokasi lainnya
Kereta hias sampai seberat 4 ton melewati jalan-jalan, memamerkannebuta besar bercahaya, yang merupakan gambar yang terbuat dari kertas Jepang. Para penari yang bersemangat yang disebut haneto bergoyang seperti ombak di sekeliling kereta. Kegembiraan yang disebabkan oleh kereta dan haneto,terdapat sampai 200.000 penari di sepanjang karnaval selama enam hari, sangat mengagumkan. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)

Tanggal 5 sampai 7
Festival Lentera Akita Kanto, di Akita, Propinsi Akita
Beratus-ratus lentera kertas choochin direntangkan di sepanjang struktur bambu panjang yang tingginya lebih dari 10 meter dipamerkan melalui kota di malam hari. Para pria menyeimbangkannya di paha atau bahu mereka adalah pemandangan yang benar-benar harus dilihat. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)

Tanggal 9 sampai 12
Festival Yosakoi, di Kochi, Propinsi Kochi
Festival Yosakoi pertama kali diadakan di Kochi tahun 1954 untuk menolong kota ini keluar dari resesi dan merangsang ekonomi lokal. Kini, festival yang serupa diadakan di banyak bagian negeri ini. Di Kochi, sekumpulan anak muda yang bergabung, membuat festival ini menjadi karnaval rock and roll, samba dan kegembiraan lainnya. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)

Pertengahan Agustus
Tarian Awa Odori, di Tokushima, Propinsi Tokushima dan lokasi lainnya
Mulai tanggal 12 sampai 15 Agustus, band o-hayashi yang bersemangat memainkan musik untuk Tarian Awa Odori. Lautan penari bergerak dengan berpakaian hampir seperti parade menuruni jalan-jalan utama Tokushima. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)

Tanggal 13 sampai 18
Bon Odori Higashima Onsen, di Aizu Wakamatsu, Propinsi Fukushima
Sungai Yugawa mengalir melalui Higashima Spa, sebuah resor permandian air panas. Untuk festival o-bon, menara berwarna-warni didirikan di sungai yang dangkal. Para wisatawan, calon geisha dan yang lainnya menari sepanjang malam, bergerak mengelilingi menara sesuai dengan irama musik dan lagu rakyat. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)

Tanggal 15
Festival Lentera Yamaga Toro, di Yamaga, Propinsi Kumamoto

Sekitar seribu wanita, dengan lentera sepuhan yang dihias dengan indah di kepala mereka, menampilkan tarian bon odori yang elegan dan membawa para penonton menuju dunia ilusi. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)

Tanggal 16
Go-zan no Okuri-bi, di Kyoto, Propinsi Kyoto
Setelah matahari terbenam pada tanggal 16, lima buah gunung di sekitar Kyoto dinyalakan dengan api unggun yang spektakuler untuk mengucapkan selamat jalan pada roh nenek moyang. Konfigurasi api unggun bervariasi, termasuk karakter kanji dan sebuah perahu. Yang paling spektakuler adalah yang terdapat di Gunung Daimonji. Di sana, bahan tanaman yang akan dibakar diatur dalam bentuk kaeakter kanjiDai, yang artinya, “besar/raya”. Sebutan lainnya untuk peristiwa ini adalahDai-monji yaki (membakar kanji “Dai”). (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)

Tanggal 24
Festival Jizo Bon, di Kyoto, Propinsi Kyoto
Acara o-bon di Kyoto berhubungan dengan patung Jizo, seharusnya berjumlah 5.000. dewa Jizo dikatakan melindungi anak-anak dari kejahatan, sehingga banyak dari kegiatannya berkisar di sekitar anak muda. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)



Bulan September
Tanggal 1 sampai 3
Festival Kaze no Bon di Yatsuo machi, Propinsi Toyama
Kaze berarti angin, dan bon berarti festival o-bon. Festival untuk menghindari kerusakan akibat angin diadakan di Jepang pada hari yang disebut ni hyaku toka. Ini adalah salah satu yang paling menarik. Nada yang menyedihkan dan shamisen, drum taiko dan kokyu (biola Cina)berpadu untuk mengiringi tarian indah yang berlangsung sepanjang malam dan menciptakan unsur yang misterius. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)

Tanggal 9
Choyo no Sekku
Salah satu dari lima festival musiman sekku yang aslinya dari Cina. Festival ini diadakan pada hari ke-9 di bulan ke-9, keduanya angka ganjil, membuat hari ini sangat menguntungkan. Hari tersebut juga disebut Kiku no Sekku (Festival Krisan), karena tradisi orang Cina yang minum anggur krisan pada festival ini untuk mengusir roh jahat. Bahkan kini ada kebiasaan untuk pameran dan menikmati bunga krisan di saat ini. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)

Tanggal 18 (tahun 2005) (kalender kuno: 15 Agustus)
Jugoya, berkumpul bersama untuk menikmati pemandangan bulan
Tanggal 15 malam dari bulan ke-8 (kalender kuno) semestinya adalah saat bulan paling indah dalam setahun. Pada malam ini, orang-orang akan mengadakan pesta menikmati bulan, makan kue-kue seperti kue dango dan taro, minum sake, dan merayakan datangnya musim gugur. Dekorasinya termasuk tanaman yang dipotong melambangkan musim gugur, seperti susuki (rumput pampas Jepang). Di beberapa distrik, waktu ini juga adalah waktu untuk mengadakan festival terima kasih untuk panen yang baik, atau untuk menghormati saudara yang telah meninggal di kuburan mereka. Persembahan yang lezat untuk leluhur mungkin dicuri oleh anak-anak, dan merupakan kebiasaan untuk membuat lelucon tentang hal ini. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)



Bulan Oktober
Tanggal 7 dan 9
Festival Nagasaki Kunchi, di Kuil Suwa di Nagasaki, Propinsi Nagasaki
Festival ini ditetapkan sebagai aset budaya rakyat penting yang tidak berbentuk benda. Karnaval yang mengagumkan ini menarik perhatian wisatawan dari seluruh Jepang. Para anggota jemaat kuil berpartisipasi dalam penampilan yang eksotis yang termasuk tarian naga bergaya Cina yang disebut Ja Odori. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)

Tanggal 15 dan 17
Festival Kanname, di Kuil Ise, Ise, Propinsi Mie
Pendeta Shinto mempersembahkan beras yang baru dipanen kepada para dewa dalam sebuah upacara untuk berterima kasih atas panen yang baik. Upacara Shinto yang paling penting di kuil besar ini. Penduduk setempat juga mempersembahkan beras panen pertama di kuil ini, dan menampilkan upacara hatsu ho hiki (contoh beras pertama) untuk rasa terima kasih mereka atas karunia alam. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)


Bulan November
Tanggal 12 sampai 18, tahun 2005 (tanggal 11 sampai 17 dari bulan ke-10, dalam kalender kuno)
Festival Kami-ari, di Kuil Izumo, Izumo, Propinsi Shimane
Dikatakan bahwa terdapat 8 juta dewa tinggal di Jepang, dan bahwa mereka semua pergi ke pertemuan tahunan di Izumo pada hari ke-10 bulan ke-10 (kalender kuno, November di kalender modern). Nama festival, “Kami-ari”, berarti “Para dewa semuanya hadir”. Karena semua dewa ada di Izumo,di tempat lainnya di Jepang tidak ada, sehingga bulan Oktober secara tradisional disebut Kannazuki (bulan tanpa dewa). (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)
Tori no Hi (Hari Ayam Jago)
Tori no Ichi (Pameran Hari Ayam Jago)
Di bulan November, pada Hari Ayam Jago (salah satu dari “12 Shio” di kalender kuno Cina), diadakan festival pasar di kuil di bagian-bagian yang berlainan di negeri ini. Pasar ini dikatakan untuk membawa kwmakmuran dan keuntungan. Salah satu barang yang dijual di sana adalah penggarukkumade yang dihias. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)

Kumade

Tanggal 15
Shichi-go-san (Festival 7-5-3)

Pada hari ini, para orang tua mendandani anak-anak mereka dengan pakaian tradisional resmi, dan membawa mereka ke kuil untuk merayakan pertumbuhan mereka. Anak laki-laki pergi ketika berusia 5 tahun, anak perempuan ketika berusia 3 dan 7 tahun. Selama festival, anak-anak pasti akan diberi chitose ame(“permen seribu tahun”). Di dalam foto, anak laki-laki dan perempuan memegang kantung yang berisi permen. Chitose ameyang panjang dan tipis, yang bahkan menjadi lebih panjang ketika ditarik, adalah jimat keberuntungan yang melambangkan keinginan untuk umur yang sangat panjang. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)


Bulan Desember
Seluruh bulan
Bonen-kai (pesta akhir tahun)
Salah satu peristiwa yang paling disenangi untuk banyak orang. Waktu saat alkohol dapat diminum bebas, setiap orang mengambil makanan rebus dari panci bersama, dan teman kerja saling mengakui nilai masing-masing sebagai kolega kerja. Teman-teman juga berkumpul bersama untuk pesta yang serupa. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)

Tanggal 24
Malam Natal
Di Jepang, Malam Natal (24 Desember) adalah waktu untuk percintaan, hari dimana para pasangan muda mengukuhkan kembali rasa cinta mereka. Juga merupakan waktu anak-anak mendapatkan hadiah. Sehingga seperti yang dapat Anda lihat, Natal di Jepang hanya mempunyai sedikit arti yang bersifat keagamaan. Dimulai pada awal bulan, pohon natal yang besar dan pajangan lampu menghiasi jalan, dan anda akan mendengar banyak rekaman lagu Natal. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)

Tanggal 31
O-misoka (Malam Tahun Baru)
Malam Tahun Baru disebut o-misoka atau joya. Tepat di tengah malam, lonceng kane di kuil di seluruh negeri berbunyi 108 kali. Kebiasaan ini disebut joya no kane. Mengapa 108 kali? Untuk menghapuskan 108 kegagalan manusia dari hati para pendengar, termasuk diantaranya nafsu, keserakahan, kemarahan dan iri hati. Foto ini, diambil di Kuil Chion-in di Kyoto, memperlihatkan pendeta yang mengayunkan seluruh tubuhnya ke belakang untuk menarik pemukul yang sangat besar lebih keras ke arah lonceng. Sebelum tengah malam, sesuai dengan tradisi, keluarga berkumpul untuk makan toshi-koshi soba (mi soba yang melambangkan keinginan untuk umur panjang). Kemudian waktunya untuk merayakan datangnya tahun baru, dan mendengarkan lonceng kuil. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)

Total comment

Author

Unknown

Kucing Pemandu Wisata

Selain menjadi binatang peliharaan terfavorit, kucing juga bisa menjadi karyawan yang disukai banyak orang lho. Terutama di Jepang. Contohnya 2 ekor kucing berikut ini. Yang tua bernama Nyalan dan yang muda bernama Deshi. Mereka berdua "bertugas" sebagai pemandu wisata sekaligus maskot dari perusahaan tour & travel, Jalan.net.

Kucing Pemandu Wisata
Kucing Pemandu Wisata
Kucing Pemandu Wisata
Kucing Pemandu Wisata
Kucing Pemandu Wisata
Kucing Pemandu Wisata 

Total comment

Author

Unknown

Sekarang Jepang Punya Jeruk Segi Lima

Petani buah di Prefektur Ehime telah menciptakan "Gokakukei Iyokan" (五角形 イヨカン). Dan dalam bahasa Jepang, "Iyokan" adalah sejenis jeruk mandarin yang kadang-kadang disebut juga "jeruk musim panas." Sedangkan "gokakukei" (五角形) berarti "segilima." Alhasil, jadilah jeruk yang berbentuk, tidak lagi bulat atau oval, melainkan segilima. 


Jepang Punya Jeruk Segi Lima
Jepang Punya Jeruk Segi Lima
Jepang Punya Jeruk Segi Lima
Jepang Punya Jeruk Segi Lima

Para petani berhasil membentuk 300 buah jeruk segilima yang akan segera dijual di pasar lokal. Harganya? Yang pasti jauh lebih mahal jika dibandingkan dengan harga di Indomaret. :) 

Total comment

Author

Unknown

Rumah Minimalis Jepang Yang Nyaman Dan Natural

Jepang adalah negara yang sangat mahal. Biaya hidup mahal, biaya hiburan mahal, apalagi biaya rumah dan tanah. Kali ini kita akan melihat bagaimana orang Jepang memaksimalkan tanah yang kecil dengan rumah yang nyaman. Arsitek Kenji Ido dari Kenji Architectural Studio yang menyelesaikan proyek pembangunan rumah yang diberi nama "House Fin" di kota Osaka. 


Rumah Minimalis Jepang
Rumah Minimalis Jepang
Rumah Minimalis Jepang
Rumah Minimalis Jepang
Rumah Minimalis Jepang
Rumah Minimalis Jepang
Rumah Minimalis Jepang
Rumah Minimalis Jepang

Sang klien meminta Kenji untuk mendesain rumah minimalis dengan tiga lantai. Mereka mau rumah tersebut nyaman, tenang, hangat dan terang disinari cahaya matahari. Hasilnya sangatlah memuaskan. Rumah yang didominasi dengan cat putih memberikan kesan yang bersih dan lapang. Tangga, lemari dan pintu yang terbuat dari kayu pinus memberikan sentuhan yang nyaman dan natural.

Ada yang mau jadi arsitek? 

Total comment

Author

Unknown

Kaum Eta , Sisi Gelap Negeri Jepang

Kaum Eta , Sisi Gelap Negeri Jepang



Kaum Eta dalam masyarakat feodal Jepang adalah kaum yang menempati strata paling rendah dalam masyarakat. Bahkan mereka dianggap tidak layak menempati salah satu kasta yang ada. Hal ini disebabkan karena dalam agama Buddha dan Shinto (di Jepang) pekerjaan mereka termasuk dalam pekerjaan yang menjijikkan. Pekerjaan kaum Eta adalah segala yang berkaitan dengan penyembelihan hewandan urusan kematian. Penyembelih hewan, pengurus pemakaman, algojo, penyamakan kulit adalah pekerjaan umum dari kaum Eta.Eta secara harafiah berarti "orang-orang kotor/menjijikkan" (filthy mass, abundance of filth). Ini dikaitkan dengan pekerjaan mereka tadi. Karenanya kaum Eta tidak boleh hidup bersama dengan "orang normal" dan harus tinggal didaerah terbuang.


Diskriminasi Terhadap Eta
# Tidak boleh hidup berdampingan dengan kasta lain, jadi tinggal di daerah buangan.
# Pekerjaan hanya seperti yg disebut diatas, urusan kematian, algojo, hewan sembelihan,penyamakan kulit. Positifnya, profesi-profesi ini menjadi monopoli kaum Eta hingga banyak yg jadi berkecukupan dari sini
# Tidak berhak memiliki sawah. Positifnya, karena pajak berdasar kepemilikan lahan pertanian (beras) maka kaum Eta bebas pajak.
# Tidak berhak beribadah dikuil yg umum. Hanya dikuil yg disediakan khusus untuk mereka
# Penamaan dalam agama Buddha acapkali dengan kata binatang, rendah hati, hina, hamba, dan ekspresi menghina lainnya dalam huruf kanji.
# Bila dihadapan orang berkasta harus sopan dan merendahkan diri. Pada tahun 1869 bahkan dikatakan nilai orang Eta adalah 1/7 orang umum di Jepang.
# Tidak boleh menikahi orang berkasta.



Kaum Buangan Selain Eta Yang Mencolok Adalah : Hinin(Bukan Manusia)



Definisi hinin, serta status sosial mereka dan pekerjaan khas bervariasi dari waktu ke waktu, tetapi biasanya termasuk mantan narapidana dan gelandangan yang bekerja sebagai penjaga kota, pembersih jalan atau penghibur


Karawamono(kering , orang sungai)


Beberapa orang buangan juga disebut kawaramono (kering, orang sungai) karena mereka tinggal di sepanjang tepi sungai yang tidak bisa diubah menjadi sawah.


Burakumin

Burakumin adalah sebutan untuk orang Jepang yang merupakan keturunan kaum terbuang, terutama Eta, Hinin dan Kawaramono.
Secara harafiah Burakumin berarti "Orang-orang pemukiman kecil" dimana hal ini merujuk pada pemukiman kaum Eta yang terpisah dari kasta lain dalam masyarakat feodal.

Istilah Burakumin ini secara de jure (legal) ada hingga dihapuskannya sistem kasta di tahun 1871 seiring semangat persamaan di Era Restorasi Meiji (mulai 1869), namun secara de facto hingga sekarang diskriminasi terhadap Burakumin masih ada.



Diskriminasi Terhadap Burakumin Masih Berlaku Hingga Sekarang Walau Tersamar

* Dalam daftar warga ditulis kyu-eta (mantan eta), lalu diganti shin-heimin (warga baru) dan terakhir pada 1900an tokushu-buraku (pemukiman khusus). Sekarang sudah tidak dipakai lagi.
* Diskriminasi dalam pekerjaan. Walau saat ini keturunan burakumin bisa bekerja dimana saja, namun posisi jabatan yang tinggi tidak bisa mereka duduki.
* Diskriminasi dalam pernikahan. Yang paling toleran adalah wilayah Kansai (kecuali Osaka, Kyoto, Hyogo. Dan di Hiroshima).Keluarga kolot tidak memperbolehkan anak mereka menikah dengan keturunan burakumin. Menyewa jasa penyelidikan asal-usul adalah hal biasa di Jepang, walau sekarang adalah hal ilegal. Di Kansai saat ini 60%-80% keturunan burakumin menikah dengan non-burakumin. pda tahun 1960an hanya 10%.
* Tetapi di Osaka, Kyoto, Hyogo dan Hiroshima, stigma masih ada. Burakumin dianggap biang kemelaratan, pengangguran dan kriminal.
* Anggota Yakuza, 60% adalah Burakumin menurut pengakuan seorang mentan anggota intelijen jepang Mitsuhiro Sugnuma. Anggota Yamaguchi-gumi (Yakuza terbesar) 70% nya adalah Burakumin, menurut David E. Kaplan dan Alec Dubro dalam bukunya Yakuza: The Explosive Account of Japan's Criminal Underworld (Reading, Massachusetts: Addison-Wesley Publishing Co., 1986.



Penyebab Diskriminasi Terhadap Burakumin

Adalah registri keluarga Jepang. Hukum Jepang mengharuskan semua rumah tangga Jepang untuk melaporkan kelahiran, pengakuan dari ayah, adopsi, gangguan dari adopsi, kematian, perkimpoian dan perceraian warga Jepang ke otoritas lokal mereka, yang mengkompilasi catatan tersebut mencakup semua warga negara Jepang dalam yurisdiksi mereka. Pernikahan, adopsi dan pengakuan dari ayah menjadi hukum yang efektif hanya bila peristiwa tersebut dicatat di koseki tersebut. Kelahiran dan kematian secara hukum menjadi efektif karena terjadi, tetapi peristiwa tersebut harus diajukan oleh anggota keluarga.

Nah dalam Koseki ini tercantum juga asal usul warga negara hingga ke jaman feodal dulu. Sehingga setiap orang bisa dirunut berasal dari garis keturunan kasta apa sebenarnya. Hukum Jepang sekarang melarang orang selain empunya dan pemerintah untuk mengakses data ini.

Ditahun 1975, sempat beredar daftar dalam buku Tokushu Buraku Chimei Soukan (Daftar Komprehensif Nama Daerah Buraku) dan dijual dengan harga antara 5000 hingga 50000 yen. Pembelinya umunya kelaurga kolot dan perusahaan-perusahaan. kabarnya termasuk perusahaan besar seperti Toyota, Nissan, Honda dan Daihatsu. Sekarang sudah dilarang beredar.

Karena penyelidikan melalui Kouseki dan Buku Tokushu tadi sudah dilarang, sekarang kelaurga dan perusahaan yang masih kolot diam-diam menyewa jasa penyelidikan asal-usul (walau ini juga kegiatan ilegal) dengan biaya yang mahal demi menghindari memilih buraku menajdi menantu keluarga atau pejabat perusahaan.

Total comment

Author

Unknown